Mengitung Kalibrasi alat semprot
(sprayer)
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan
penyemprotan yang gunanya adalah :
1.Menghindari pemborosan herbisida
2.Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida
3.Memperkecil pencemaran lingkungan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan
kalibrasi:
1.Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m
2.Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh
3.Lakukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
4.Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
5.Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.
Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter
menggunakan nosel polijet warna biru.
Ulangan Panjang (m) Luas (m2)
I. 33 49,5
II. 33 49,5
III. 34 51
Rata - rata 33,3 50
Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka
banyaknya air yang dibutuhkan adalah:
Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx33,3m
= 10.000 m2 x 2 5 liter air/50 M2
= 500 liter/ha.
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per
hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah:
Volume herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter
= 90 ml herbisida /15 liter air
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan
penyemprotan yang gunanya adalah :
1.Menghindari pemborosan herbisida
2.Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida
3.Memperkecil pencemaran lingkungan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan
kalibrasi:
1.Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m
2.Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh
3.Lakukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
4.Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
5.Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.
Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter
menggunakan nosel polijet warna biru.
Ulangan Panjang (m) Luas (m2)
I. 33 49,5
II. 33 49,5
III. 34 51
Rata - rata 33,3 50
Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka
banyaknya air yang dibutuhkan adalah:
Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx33,3m
= 10.000 m2 x 2 5 liter air/50 M2
= 500 liter/ha.
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per
hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah:
Volume herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter
= 90 ml herbisida /15 liter air
LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN
GULMA
KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam
bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap
tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis
gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara
yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi
persediaan pangan dunia.
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma,
terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali,
maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total.
Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan
akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih
mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan
demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan
dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam
produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan
pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk
pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu
lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang
banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan
dengan cara-caraPreventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik,
Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis,
Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu.
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma
dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa
kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik
secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak
maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau
pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif,
terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan
tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan
dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan
pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil.
Salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan pestisida atau herbisida
menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack
sprayer).
TujuanPraktikum ini bertujuan antara
lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi
dan
mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer. Selain
itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut
adalah di Kebun Percobaan
Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah air.
Sedangkan alat yang dipergunakan
antara lain ember, gelas ukur,
knapsack sprayer, meteran, danstopwatch.
Pelaksanaan
Cara menggunakan Knapsack Sprayer
•
Masukkan larutan yang sudah
ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki
sprayer .
•
Lakukan
penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa terlebih dahulu
untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk masing-masingnozzle
dan ukur.
•
Lakukan penyemprotan pada lahan
dengan jarak 50 cm di atas permukaan
tanah. Ukur lebar hasil
penyemprotan.
•
Buat jarak untuk jalur perjalanan
sepanjang 10 m.
•
Lakukan pengukuran dengan kecepatan
berjalan yang konstan sesuai waktu
yang telah ditentukan.
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi pestisida atau
herbisida dengan menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack sprayer) yang
sebelumnya harus dilakukan kalibrasi. Kalibrasi itu sendiri merupakan proses
verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi
biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15
L larutan dan memiliki empat macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan
kuning yang masing-masing proyeksi, volume semprot, dan lebar semprot berbeda.
Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali ulangan,
satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath)
dilakukan satu kali ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan
gulma/lahan.
Nozzle merah memiliki lebar semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m,
nozzle hijau 1 m, dan nozzle kuning 0.5 m. Volume semprot yang dihasilkan
berbanding lurus dengan lebar semprot masing-masing nozzle. Namun hasil
pengukuran praktikum menghasilkan data yang berbeda. Seperti pada tabel, nozzle
dengan volume dan lebar
semprot
terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit dan lebar
semprot 204 cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah sebesar 1153.3
mL/menit, dan lebar semprot terendah adalah nozzle hijau sebesar 158.3 cm.
Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanyaDrift
yaitu bias semprot (butirandroplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan
oleh angin. Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda dari seharusnya
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat praktikum
penggunaan alat dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan
memompa dapat mempengaruhi volume semprot per menitnya.
Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat
memperkirakan kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi
bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Kalibrasi
knapsack sprayer
Knapsack (tipe gendong)
dapat lebih akurat digunakan
apabila dikalibrasi
secara benar. Kita akan mempergunakan
plot kecil untuk
mengkalibrasi knapsack dan kemudian
bekerja untuk mengetahui
berapa banyak air yang
digunakan per 1.000
meter persegi (m2) dan per hektare
(10.000 m2).
Kalibrasi
Kalibrasi knapsack
sprayer atau spayer bertekanan
merupakan pekerjaan sederhana
yang membutuhkan sedikit
waktu saja.Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan
sebelum melakukan
kalibrasi:
· Knapsack harus dalam kondisi bersih dan
terpelihara
dengan baik
· Gunakan air biasa untuk mengkalibrasi sprayer,
· Ketepatan kalibrasi tergantung pada apakah anda
dapat menggunakan pompa untuk menghasilkan
tekanan yang konstan
secara terus-menerus, dan berjalan dengan kecepatan yang tetap secara
terus menerus. Anda
harus menjalankan pompa dengan kecepatan konstan (tepat) sehingga anda
dapat menemukan
kecepatan menyemprot yang paling nyaman bagi anda.
Metode kalibrasi
1. Periksa apakah
semprotan anda bekerja dengan baik.
2. Tandai area yang akan
digunakan untuk kalibrasi (seluas 25 m2)dengan menggunakan
turus
disetiap pojokan lahan.
Akan lebih baik kalau area untuk mengkalibrasi merupakan area yang
sama (bagian dari )yang
akan disemprot (diaplikasi pestisida) sehingga kalibrasi laju aplikasi
sama dengan saat
aplikasi.
3. Isi knapsack sampai
penuh.
4. Semprot plot
kalibrasi dengan tekanan dan kecepatan penyemprotan yang sama dengan
tekanan dan kecepatan
yang akan anda gunakan pada saat menyemprot lahan anda.
5. Setelah selesai
menyemprot pada lahan untuk kalibrasi, bawa knapsack sprayer ke tempat
pengisian air, dan ukur
berapa air yang diperlukan untuk mengisi penuh knapsack sprayer.
Jumlah air yang
digunakan untuk mengisi penuh knapsack sprayer harus diukur dalam satuan
liter.
6. Banyaknya air yang
diperlukan untuk 1.000 meter persegi, atau per hektare dapat ditunjukkan
dalam table atau menggunakan
rumus sebagai berikut.
Laju air/1,000 meter
persegi = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi 40
Laju air/hektare =
jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi x 400
Contoh pencampuran
cairan semprot.
Pekerjaan ini menggunakan
knapsack sprayer berukuran 16 liter untuk menyemprot lahan kentang
berukuran panjang 50 m
dan lebar 30 m (1.500 m2), menggunakan fungisida dengan dosis 2,5 kg/ha.
Untuk informasi lebih
lanjut lihat www.indopetani.com
Jumlah air yang
digunakan untuk menyemprot plot kalibrasi adalah sebesar 0.4 L (400 mL). Dengan
menggunakan Tabel, dapat
diperoleh nilai laju air per hektare sebesar 16 L /1,000 m2 atau 160 L/ha.
Untuk mengetahui berapa
tangki air yang akan diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare,
dapat menggunakan rumus
ini:
Jumlah tangki/hectare =
(jumlah air(liter)/hectare) / (Volume knapsack sprayer dalam satuan liters)
= 160/16
= 10
Oleh karena itu 10
tangki penuh air diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare dengan
menggunakan air sebanyak
160 L air/hektare.
Berikutnya, hitung
kuantitas (jumlah) fungisida yang harus ditambahkan ke setiap knapsack yang
penuh
air dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Jumlah senyawa
kimia/tangki = (jumlah senyawa kimia /hektare) / (jumlah tangki/hektare)
= 2.5 kg/10
= 0.25 kg
= 250 grams
Hal tersebut menunjukkan
bahwa 250 gram fungisida harus ditambahkan ke masing-masing tangki
penuh air untuk menjamin
dosis penggunaan sebanyak 2,5 kg produk fungisida per hektare di 160 L air per
hektare.
Kalibrasi
Alat Semprot
Tindakan pengendalian
OPT dilapangan harus dilaksanakan dengan perlakuan yang tepat yaitu 1.tepat
Sasaran, 2 tepat Jenis Pestisida, 3 tepat dosis dan konsentrasi , 4 tepat cara
dan 5 tepat waktu. Untuk memenuhi ketepatan pengendalian tersebut
khususnya tepat dosis/konsentrasi dan tepat cara aplikasi dibutuhkan suatu
perlakuan terhadap alat yang dipergunakan berupa pengukuran alat semprot yang
disebut kalibrasi.
Kalibrasi adalah perlakuan
terhadap suatu alat untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan kerjanya sehingga
alat tersebut dapat dipergunakan secara tepat guna dan hasil guna.
Yang perlu diketahui adalah
- Dosis dan konsentrasi cairan semprot
- Volume alat yang akan digunakan
- Kapasitas nozel dalam ukuran liter/menit
- Lamanya waktu penyemprotan.
- Jangkauan semprot atau rentang lebar semprot kiri dan kanan
- Jarak tempuh penyemprotan
Yang dicari adalah berapa kecepatan
jalan operator supaya volume cairan sempot dapat habis tepat ketika
sampai pada batas akhir lahan yang disemprot
Perhitungan :
Dosis yang dipergunakan
1 liter /ha dan kosentrasi 2 cc/ liter air jadi volume semprot yaitu (
1000 cc/ 2) x 1 liter = 500 liter/ ha
Volume alat yang dipergunakan 14
liter. jumlah tangki = 500 per 14 = 35,7 Tangki/ ha
Kapasitas nozel adalah kemampuan
nozel mengeluarkan cairan semprot pada waktu 1 menit missal 2 liter/
menit artinya lama waktu penyemprotan adalah 500 per 2 = 250 menit per ha
= 250 per 60 = 4,1 jam/ ha.
Jangkauan semprot adalah lebar
semprot kiri dan kakan seandainya jangkauan kiri 1 m dan kanan 1 meter
artinya lebar semprot = 2 mter.
Jarak tempuh per ha ditentukan oleh
lebar semprot
1 ha adalah lebar 100 m
xpanjang 100 m, = lebar lahan per2 kali panjang lahan =50 x 100 =
5000 meter
Kecepatan adalah jarak per
waktu = 5000m per 250 menit = 20 meter/ menit
Berapa langkah operator harus
berjalan dalam waktu 1 menit. Hal ini tergantung panjang langkah operator
itu sendiri
Artinya setiap operator harus
mengukur panjang langkah masing masing. Seandainya panjang langkah adalah
0,5 meter artinya 20 meter per 0,5 = 40 langkah per menit . maka operator
harus berlatih agar bisa sesuai . Untuk ancer ancer maka perlu dihitung
berapa detik per langkah dengan cara membagi detikper langkah = 60 per 40
yaitu
1,5 detik per langkah
Kesimpulan dari kasus tersebut
diatas adalah
1. Lamanya penyempratan untuk
aplikasi selaus 1 ha = 4,1 jam/ orang
2.Kecepatan jalan operator pada saat
aplikasi adalah 1,5 detik /langkah