Pages

Pages - Menu

Pages

Selasa, 18 Desember 2012

Laporan Dapur Kubah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Pembuatan baja dalam dapur listrik merupakan cara yang paling baik dan menguntungkan dibandiangkan dengan cara-cara lainnya. Prinsip kerja dapur listrik: Energi listrik diubah dengan bermacam-macam cara menjadi energi panas untuk memanaskan dan mencairkan logam.
            Bahan yang diolah adalah besi mentah (pig iron) dan besi rongsokan/ besi bekas yang dicampur potongan baja untuk membantu mengontrol kandungan karbon akhir. Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam cawan saat dikeluarkan dari ruang peleburan/ pencairan besi dan baja tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
1.    Gambar konstruksi dapur listrik serta fungsi komponennya.
2.    Prinsip kerja dapur listrik.
3.    Jenis dapur listrik.
4.    Keuntungan (advantage) dapur listrik.
1.3  Tujuan
1.    Mengetahui gambar konstruksi dapur listrik serta fungsi komponennya.
2.    Mengetahui prinsip kerja dapur listrik.
3.    Mengetahui jenis dapur listrik.
4.    Mengetahui keuntungan (advantage) dapur listrik.


BAB II
ISI
2.1 Gambar konstruksi dapur listrik.
            Dapur listrik adalah tempat peleburan/pembuatan besi dan baja. Dewasa ini penggunaan dapur listrik dalam pembuatan besi dan baja mendominasi pabrikan-pabrikan besi dan baja karena konstruksinya yang sangat efisien (tidak membutuhkan tempat yang sangat luas) dan memudahkan pengguna dalam pembuatan besi dan baja (karena suhu/panas untuk peleburan maupun pencairan yang bisa diatur sesuai keinginan pengguna).
            Bahan yang diolah adalah besi mentah (pig iron) dan besi rongsokan/ besi bekas yang dicampur potongan baja untuk membantu mengontrol kandungan karbon akhir. Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam cawan saat dikeluarkan dari ruang peleburan/ pencairan besi dan baja tersebut.
           



            Konstruksi dari kupola yang umum, dijelaskan pada gambar Kupola dibuat dari silinder baja yang tegak, dilapisi oleh bata tahan api. Bahan baku logam dan kokas diisikan dari pintu pengisi. Udara ditiupkan ke dalam melalui tuyer, kokas terbakar dan bahan logam mencair.Logam cair dan terak dikeluarkan melalui lubang-lubang keluar pada dasar kupola.Jadi dalam kupola, logam dipanaskan langsung oleh panas pembakaran dari kokas dan mencair, oleh karena itu mempunyai efisiensi yang tinggi.
2.2 Cara Kerja Dapur
            Permulaan dari tiupan: Setelah bahan-bahan dimuatkan sampai mencapai bagian bawah pintu pengisian, logam dipanaskan mula selama 15 sampai 20 menit tanpa tiupan. Pemanasan mula yang terlalu lama menyebabkan turunnya tinggi alas kokas, karena alas kokas terus terbakar.Setelah pemanasan mula, tiupan udara dimulai.Tetesan besi dapat dilihat melalui lubang pengintip tiga atau empat menit setelah tiupan dimulai.Biasanya pembukaan pertama dari lubang cerat dilakukan 20 menit setelah tiupan dimulai.
Logam cair yang pertama mempunyai temperatur rendah dan mempunyai perubahan komposisi yang besar. Karena itu ia tidak dipakai untuk coran Untuk mendapat logam cair yang bertemperatur tinggi sejak permulaan, perlu dipergunakan alas kokas yang tinggi, tiupan udara yang berlebih atau ditambahkan 1 sampai 2 % kalsium karbid pada muatan kokas yang pertama.
Pencairan dan pengeluaran: Dalam proses-proses pengeluaran terak dari depan dan, dari muka, pengeluaran besi dilakukan secara kontinyu tanpa henti. Terak dari dalam kupola mengalir keluar bersama-sama logam cair tetapi sudah terpisah. Dalam proses pengeluaran terak secara terputus-putus, lubang cerat dibuka setelah waktu tertentu, yaitu apabila jumlah tertentu dari besi cair dan terak telah terkumpul dalam tanur.
Kokas, batu gamping dan logam harus dimasukkan pada waktu-waktu tertentu untuk mengisi kupola sampai bagian bawah dari pintu pengisian. Selama proses pen¬cairan perlu dilakukan pengecekan pada laju pencairan, temperatur besi cair, tekanan angin dan lain-lainnya. Jadi, keadaan tanur, yaitu temperatur, tekanan, tinggi alas kokas dan sebagainya harus diusahakan stabil. Walaupun kupola beroperasi pada angka perbandingan yang cocok antara besi dan kokas, namun dalam pemakaian yang lama akan terjadi penurunan tinggi alas kokas disebabkan erosi pada lapisan dalam tanur di daerah cair. Oleh karena itu agar tinggi alas kokas tetap, maka perlu diisikan kokas tambahan kira-kira satu muatan untuk tiap-tiap satu jam atau satu setengah jam.
Akhir dari waktu operasi: Menjelang akhir operasi, tekanan udara turun disebabkan penurunan tinggi alas kokas. Oleh karena itu katup udara perlu diturunkan, agar volume angin tetap. Kalau operasi dilanjutkan sampai logam dalam tanur semuanya mencair, hal ini dapat menyebabkan: melekatnya besi pada lapisan dalam tanur karena percikan besi cair, erosi dari bata tahan api, oksidasi dari besi dan lain sebagainya. Oleh karena itu tiupan udara dihentikan sementara dua atau tiga muatan masih berada di alas alas kokas.
Serempak dengan penghentian tiupan udara; lubang intip tuyer dibuka, besi dari terak dikeluarkan dari lubang cerat dan lubang terak.Kemudian pintu dasar kupola dibuka dan isinya dijatuhkan/dikeluarkan di atas landasan pasir yang sudah ditaburkan di bawah kupola.
Apabila isi yang tersisa tidak jatuh/keluar dengan sendirinya, maka proses ini harus dibantu dengan cara menusuk lapisan pasir dasar dengan mempergunakan batang baja. Kesukaran ini biasanya disebabkan karena tanah lempung yang berlebihan pada pasir dasar, oleh karena itu perlu pengaturan komposisi dari pasir dasar tersebut.
2.3 Bahan Baku dan Tambahan
Bahan baku:
a.       Besi kasar (20 % - 30 %)
b.      Skrap baja (30 % - 40 %)
c.       Kokas
d.      Besi kasar kelabu (Kishy Pig Iron) :Nama besi kasar ini didapat berdasarkan warna bidang patahnya, yang berwarna kelabu muda sampai tua hampir hitam. Besi kasar kelabu lebih halus dan lebih liat dibandingkan dengan besi kasar putih. Titik cairnya ± 1.300 oC dan massa jenisnya 7 – 7,2 kg/dm3.
Bahan tambahan:
a.       10 SAMPAI 20 % UNTUK SI
b.      15 SAMPAI 30 % UNTUK MN
c.       BATU KAPUR
2.4 Macam Hasil Produk
a.       Besi Cor Kelabu
b.      Besi Cor Nodular

2.5 Penggunaan Produk dalam Dunia Teknik