Selasa, 29 Januari 2013

Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi



 Sekilas pengertian examination(ujian), assesment (penilaian), measurement (penilaian) dan evaluation (evaluasi) tampak sama semuanya terkait dengan usaha untuk memperoleh informasi mengenai keberhasilan dari suatu proses pembelajaran dan pendidikan. Namun sebenarnya keempat pengertian itu mempunyai makna yang berbeda dalam pembelajaran dan pendidikan. Makna evaluasi lebih luas dari pada ke tiga pengertian yang lain yaitu ujian, pengukuran dan penilaian.
Ujian merupakan tes yang diberikan kepada siswa untuk menentukan batas kelulusan. Menurut permendiknas no 19 tahun 2005, ujian adalah kegiatan untuk mengukur kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesain dari suatu satuan pendidikan.
Pengukuran merupakan segala usaha yang dilakukan guru/pendidik mengenai hasil belajar siswa atau proses belajar yang diperoleh dari data kuantitatif baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, meliputi tes formatif, tes sumatif, tes praktek, ujian akhir. Hasil pengukuran berupa skor, rating atau skala.
Sedangkan penilaian merupakan usaha untuk memperoleh informasi dan mengolah informasi untuk melihat keberhasilan suatu proses pendidikan atau dilihat dari aspek kuantitatif  juga kualitatif. Menurut Federasi Guru Amerika assesment adalah istilah luas yang dari suatu proses untuk mendapatkan informasi yang nantinya dipakai untuk memuat keputusan (decision) mengenai siswa, program dan kurikulum dan kebijakan pendidikan.[1] Guru atau pendidik selain mendata hasil pengukuran kuantitatif juga mengumpulkan data bentuk kualitatif seperti wawancara, anecdotal record dan sosiometri.
Sedangkan evaluasi adalah mencakup pemakaian ke tiga poin di atas meliputi ujian/tes secara kuantatif, pengukuran dan penilaian. Evaluasi menyaring atau memilah-milah hasil ke 3 informasi di atas (hasil ujian, pengukuran dan penilaian) juga dengan tambahan informasi lain misalnya analisis dokumen, melihat hasil pencapaian, menganalisis tujuan dan kebutuhan sesuai dengan standar/kriteria dan model evaluasi yang digunakan. Menurut Tyler, evaluasi ialah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. [2] Sedangkan menurut Scriven evaluasi adalah untuk memutuskan keberhargaan dari sesuatu (merit or worth) [3]. Jadi Evaluasi berusaha mendapatkan makna (value), keberhargaan (merit) dan manfaat yang lebih dari sekedar penilaian (assesment). Hasil evaluasi nanti digunakan sebagai rekomendasi untuk mengambil suatu keputusan (judgment) dan juga sebagai pertanggungjawaban. Mengacu pada Sistem Pendidikan Nasional, evaluasi diperlukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan.
Untuk lebih singkatnya perbedaan antara  examination, measurement, assesment dan evaluation terangkum dalam tabel berikut.

Measurement
Kegiatan untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif terhadap hasil belajar atau performance siswa
Examination
Kegiatan  untuk mendapati informasi prestasi belajar atau kelulusan peserta pada suatu program sehingga ada batas kelulusan
Assesment
Kegiatan untuk mengetahui apakah suatu pembelajaran  telah berhasil atau belum
Evaluation
Tindakan pengambilan keputusan(judgment) untuk menilai manfaat dan keberhargaan suatu program pendidikan yang dilakukan seseorang atau lembaga


[1] Nitko, Anthony J, Educational Assesment of Students, Prentice-Hall, New Jersey, 1996 hlm. 4
[2] Tayibnapis, Farida Y, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, Rineka Cipta, Jakarta 2008. hlm. 3
[3] Fitzpatrick, Jody L, Sanders, James R, Worthen, Blaine R, Program Evaluation Alternative Approaches and Practical Guidelines, Pearson Education, 2004 hlm. 5