Senin, 17 Desember 2012

Belajar Dan Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia pertama kali lahir di dunia, telah dilakukan usaha-usaha pendidikan dan anak tersebut berusaha dididik kendatipun  dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam memberikan pengetahuan dan cara-cara bagaimana bergaul yang baik.
Dalam lingkup yang lebih khusus, terutama dalam konteks kelas, psikologi belajar atau psikologi pembelajaran banyak memusatkan perhatiannya pada psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah aspek-aspek psikologis dalam aktivitas pembelajaran, sehingga dapat diciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan mewujudkan perilaku mengajar yang efektif pada guru, dan mewujudkan perilaku belajar pada siswa yang terkait dengan proses pembelajaran.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa psikologi belajar atau pendidikan mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran khususnya bagi kita sebagai calon guru pendidik. Maka, dalam makalah ini pun mengangkat  masalah metode penelitian psikologi belajar dan manfaat mempelajari psikologi belajar yang berhubungan langsung dengan pendidikan saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1)      Apa fungsi dan tujuan utama manusia memahami dan mempelajari psikologi belajar dalam pendidikan?
2)      Bagaimana ruang lingkup yang ada pada psikologi belajar dalam pendidikan?
3)      Apa manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari psikologi belajar dalam pendidikan?

1.3  Tujuan Penulisan
1)      Agar para pembaca mengerti dan memahami apa yang menjadi fungsi dan tujuan dari mempelajari psikologi belajar dalam pendidikan.
2)      Agar pembaca mengetahui bagaimana ruang lingkup yang ada pada pembelajaran psikologi pendidikan.
3)      Agar pembaca mengetahui apa manfaat dan pentingnya manusia atau seseorang mempelajari psikologi belajar dalam pendidikan.

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Psikologi Belajar Dalam Pendidikan.
Istilah psikologi berasal dari kata psychologie (Bahasa Belanda) atau psychology (Bahasa Inggris). Sedangkan istilah psikologi berakar dari dua kata, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa, sedangkan logos bermakna ilmu. Maka, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi yaitu ilmu jiwa.
Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reaksi. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran psikologi yang dipelopori oleh Thorndike. seSedangkan Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.
Arti psikologi pendidikan (Mustaqim, 1991) yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan. Dari sudut tingkah laku dan perbuatan manusia dalam segala macam situasi, maka psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Selain itu, Psikologi pendidikan (M. Dimyati Mahmud, 1989) yaitu aplikasi atau penerapan prinsip-prinsip psikolgi dan prinsip-prinsip ilmiah tentang tingkah laku manusia yang mempengaruhi proses mengajar dan proses belajar.

2.2  Fungsi dan Tujuan Psikologi Belajar Dalam Pendidikan
Tidak sedikit para calon guru merasa bingung untuk apa sebenarnya mereka mempelajari psikologi pendidikan. Sikap seperti ini tidaklah mengherankan mengingat adanya kesimpang siuran antara psikologi pendidikan dan ilmu-ilmu lain yang sama mempelajari manusia, tingkah laku seseorang, hubungan social antar sesamanya, hubungan seseorang dengan kelompok, dan hubungan yang terjadi antara kelompok dengan kelompok.
Adapun fungsi psikologi pendidikan adalah sebagai berikut.
1.         Meningkatkan dan memperbaiki efektifitas mengajar.
2.         Mengusahakan agar belajar lebih bertujuan, hemat dan hasilnya permanen.
3.         Mendorong dicapainya kesehatan jasmani rohani, mental dan emosional oleh para guru dan murid.
Tujuan psikologi pendidikan (Mustaqim, 1991) yaitu mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan. Dengan kata lain ahli psikologi pemdidikan berusaha untuk mempelajari, menganalisa, menerapkan dan memimpin proses pendidikan sedemikian rupa sehingga mendapatkan suatu sistem pendidikan yang efisien. 
2.3  Manfaat Mempelajari Psikologi Belajar
Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi belajar. kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.      Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
2.   Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelajaran.
3.   Memilih memetode – metode pembelajaran dan pengajaran.
4.   Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
5.   Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6.   Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
7.   Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
8.   Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran.
9.   Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
10. Memahami dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru.
11. Membimbing perkembangan siswa.

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar memiliki keterkaitan. Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses dan perkembangan manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai proses dan perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain sebagai berikut.
a)      Guru dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya.
b)      Guru dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu.
c)      Guru dapat memertimbangkan waktu yang tepat dlam memulai aktifitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu.
d)     Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya
Dari beberapa peranan psikologi belajar di atas, dapat kita khususkan sebagai berikut.
1.      psikologi belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon guru yang professional.
2.      Pengetahuan tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar.
3.      Pengetahuan tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik.
4.      Pengetahuan tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif
2.4  Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan.
Pada umumnya isi atau daerah psikologi pendidikan dapat dibagi menjadi 4 golongan (Mustaqim, 1991) yaitu sebagai berikut.
a.       Pertumbuhan dan perkembangan individu yang dibicarakan di antaramya hereditet dan lingkungan perlengkapan dasar dan ajar manusia, teori-teori dari pertumbuhan dan perkembangan individu.
b.      Masalah belajar (Bahasa Pengajaran) dan perbuatan belajar.
c.       Pengukuran dan penilaian. Prinsip-prinsip dari testing, penggunaannya dalam pengukuran kecerdasandan hasil-hasil perbuatan belajar faedah testing untuk pekerjaan sekolah.
Smith (Pintner et.al, 1953,p, ix) menggolong-golongkan persoalan yang dikupas oleh ahli-ahli yang diselidikinya itu menjadi 16 macam, yaitu:
1.      The science of educational psychology
2.      Heredity
3.      Physical structure
4.      Growth
5.      Behavior processes
6.      Nature and scope of learning
7.      Factors that condition learning
8.      Law and theories of learning
9.      Measurement: basic principles and definitions
10.  Transfer of training
11.  Practical aspect of measurement
12.  Element of statistics
13.  Mental hygiene
14.  Character education
15.  Psychology of secondary school subject
16.  Psychology of elementaey school subject
Keenam belas pokok bahasan tersebut dikupas oleh hamper semua ahli yang diselidiki itu walaupun proporsi yang diberikan dalam pengupasan itu tidak sama.
2.5  Teori-teori Pembelajaran
·        Kognitif
.Kognitif yaitu berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Macam-macam dari ranah kognitif yaitu sebagai berikut.
a)   Pengetahuan (knowledge).
b)   Pemahaman (comprehension).
c)   Aplikasi (application).
d)  Analisis (analysis).
e)   Sintesis (synthesis).
f)    Evaluasi (evaluation).
Teori  kognitif tentang  belajar  itu bermacam-macam, satu diantaranya ialah teori pemrosesan informasi. Menurut  teori  ini, pemrosesan itu meliputi:
1.   Mengumpulkan informasi dan membuatnya menjadi kode-kode (encoding).
2.   Menyimpan informasi (retention).
3.   Mengingat kembali informasi apabila diperlukan (retrieval).

·     Behavioristik
Behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar.
Teori ini yang paling berguna bagi pelaksanaan proses belajar-mengajar adalah memberikan reinforcement kepada tingkah laku yang ingin diulang-ulang. Prinsip utama penggunaan reinforcement tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Tentukan tingkah laku apa yang diinginkan dari para siswa, dan berikanlah reinforcement apabila tingkah laku itu dilakukan.
2.         Katakan kepada para siswa perilaku-perilaku apa yang anda inginkan, dan apabila siswa-siswa itu melakukannya kemudian anda memberikan reinforcement kepadanya, katakan kepada mengapa anda berbuat demikian.
Menurut hasil penelitian, apabila reinforcement diberikan atas dasar apa dasar yang telah dilakukan oleh siswa, perilaku mereka akan meningkat baik (Hall dan kawan-kawan, 1968). Reinforcement dapat berupa misalnya memuji, tersenyum, menepuk punggung, mengangguk-angguk, memberi hadiah, dan sebagainya.
·     Konstruktivistik
Kontruktivistik menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepikiran siswa artinya siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan struktur kognitif tersebut seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungannya sehingga terbentuk struktur yang baru yaitu melalui proses asimilasi da akomodasi itulah yang disebut pengetahuan. Pengaruh ketiga paham tersebut kepada pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran disekolah kejuruan adalah menurut behavioristik siswa akan mengingat apa yang diajarkan oleh pendidik kepadanya. Sedangkan kontruktivistik siswa tidak hanya mengingat tetapi siswa juga dituntut untuk kreatif karena suatu pengetahuan semakin berkembang mengikuti perubahan zaman.
2.6  Metode Penelitian Psikologi Belajar
Secara singkat dan umum, metode sering dipahami sebagai cara atau jalan yag ditempuh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan  berkaitan dengan pikologi belajar, metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi penting yag bersifat psikologis dan berkaita dengan proses pembelajaran.
Riset-riset psikologis berkenaan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam, memanfaatkan metode tertentu, seperti : (1) Eksperimen, (2) Kuesioner, (3) Studi Kasus, (4) Penyelidikan Klinis, (5) Obsevasi Naturalistic.
Ø  Metode Eksperimen
Pada porinsipnya, metode eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang di lakukan eksperimenter di dalam laboratorium atau ruangan tertentu. Teknik pelakasanaannya dengan menyesuaikan data yang akan diangkat, seperti, data pendengaran siswa, penglihatan siswa dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula dignakan untuk mengukur kecepatan bereaksi peserta didik terhadap stimulus tertentu dalam proses belajar. Metode eksperimen lebih utama digunakan dalam risetnya.
Hal ini karena data dan informasi yang dihimpun lebih bersifat definitive ( pasti ) dan lebih ilmiah. Yang perlu diperhatikan oleh  eksperimenter adalah sikap subjektivitas dari subjek yang diteliti. Untuk mengantisipasi munculnya sikap subjektivitas dari subjek yang diteliti, rancangan eksperimen biasanya dibuat sedemikian rupa, sehingga seluruh unsure penelitian termasuk penggunaan laboratorium dan subjek yang akan diteliti benar-benar memenuhi syarat penelitian eksperimental.
Dalam metode eksperimen, objek yang akan diteliti di bagi kedalam dua kelompok, yaitu (1) kelompok percobaan ( eksperimental group ), dan (2) kelompok pembanding ( control group ). Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orang yang tingakah lakunya diteliti dengan mendapat perlakuan khusus sesuai dengan data yang akan dihimpun.   Kelompok pembanding, juga terdri atas objek dan jumlah katagorinya sama dengan kelompok percobaan, tetapi perilakunya tidak diteliti. Setelah itu data yang berasal dari kelompok percobaan dengan kelompok pembanding. Langkah selanjutnya, adalah melakukan analisis, enafsiran, dan menyimpulkan dengan dibantu dengan statistic tertentu.
Ø  Metode Kuesioner
Metode ini, lebih banyak menggunakan sample yang bias dijangkau disamping unit cost setiap responden lebih murah. Contoh data yang yang dapat dikumpulkan atau dihimpun dengan metode ini yaitu sebagai berikut.

a)      Karakteristik pribadi siswa seperti jenis kelamin, usia dan lain sebagainya.
b)      Latar belakang siswa.
c)      Perhatian, minat, da bakat siswa pada mata pelajaran tertentu.
d)     Factor-factor pendorong dan penghambat siswa dalam mengikuti mata  pelajaran tertentu.
e)      Aplikasi mata pelajaran tertentu dalam kehidupan sehari – hari, (6) pengaruh   aplikasi mata pelajaran tertentu dalam kehidupan sehari – hari.
Metode kuesioner, sering disebbut metode surat- menyurat ( mail survey), karena dalam pelaksanan peyebaran dan perngembaliannya sering dikirim ked an dari responden melalui jasa pos atau email. 
Ø  Metode Studi Kasus ( Case Study )
Metode Studi Kasus atau Case Study merupakan metode penelitin yang digunakan untuk memperoleh sebuah gambaran terperinci mengenai aspek-aspek psikologis seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu.
Fenomena-fenomena dan berbagai peristiwa yang diselidiki dengan metode ini lazimnya terus menerus diikuti perlembangannya selama kurun waktu tertentu. Studi kasus akan memerlukan waktu lebih lama apabila digunakan untukmenyelidiki fenomene genetika  yang dihubungkan dengan prilaku belajar (perkembangan belajar).
Ø  Penyelidikan Klinis ( Clinical Method )
Metode klinis hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater.  metode ini, terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut. Dalam pelaksanaan penggunaan metode klinis, peneliti menyediakan benda-benda dan pertanyaan tertentu yang boleh diselesaikan oleh anak secara bebas menurut persepsi dan kehendaknya.
Selanjutnya, peneliti mengajukan lagi pertanyaan atau tugas tambahan untuk mendukung data yang dihimpun sebelumnya. Metode klinis pada umumnya hanya diberlakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan prilaku pikologis. Sasaran yang kan dicapai oleh peneliti untuk memastikan sebab-sebab timbulnya ketidak normalan prilaku siswa atau kelompok kecil siswa. Selanjutnya peneliti berupaya memilih dan menentukan cara-cara mengatasi prilaku penyimpagan tersebut.
Ø  Observasi Naturalisik
Metode observasi naturalisik merupakan jenis observasi yang dilakukan secara ilmiah. Dalam hal ini peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang yang melakukan penelitian. Seorang peneliti atau guru yang menjadi asistennya dapat mengaplikasikan metode ini lewat kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Selam proses belajar mengajar, jenis perilaku siswa diteliti, dicatat dalam lembar format observasi yang dirancang khusus sesuai data dan informasi yang dihimpun.


BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan materi tentang psikologi pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa riset-riset psikologis berkenaan dengan pembelajaran dan pendidikan, memanfaatkan metode tertentu, seperti : (1) eksperimen, (2) kuesioner, (3) studi kasus, (4) penyelidikan klinis, (5) obsevasi naturalistic.
Peranan psikologi belajar yaitu sebagai berikut.
1)      Psikologi belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon guru yang professional.
2)       Pengetahuan tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar.
3)      Pengetahuan tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik.
4)      Pengetahuan tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif.