BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan
baja dalam dapur listrik merupakan cara yang paling baik dan menguntungkan
dibandiangkan dengan cara-cara lainnya. Prinsip kerja dapur listrik: Energi
listrik diubah dengan bermacam-macam cara menjadi energi panas untuk memanaskan
dan mencairkan logam.
Bahan yang diolah
adalah besi mentah (pig iron) dan besi rongsokan/ besi bekas yang dicampur potongan baja untuk membantu mengontrol kandungan
karbon akhir. Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke
dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang
diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam cawan saat dikeluarkan dari ruang peleburan/
pencairan besi dan baja tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Gambar konstruksi dapur listrik serta fungsi
komponennya.
2.
Prinsip kerja dapur listrik.
3.
Jenis dapur listrik.
4.
Keuntungan (advantage) dapur listrik.
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
gambar konstruksi dapur listrik serta fungsi komponennya.
2.
Mengetahui
prinsip kerja dapur listrik.
3.
Mengetahui
jenis dapur listrik.
4.
Mengetahui
keuntungan (advantage) dapur listrik.
BAB
II
ISI
2.1 Gambar konstruksi dapur listrik.
Dapur listrik adalah tempat peleburan/pembuatan besi dan baja. Dewasa ini penggunaan dapur listrik dalam pembuatan
besi dan baja mendominasi pabrikan-pabrikan besi dan baja karena konstruksinya
yang sangat efisien (tidak membutuhkan tempat yang sangat luas) dan memudahkan
pengguna dalam pembuatan besi dan baja (karena suhu/panas untuk peleburan
maupun pencairan yang bisa diatur sesuai keinginan pengguna).
Bahan yang diolah
adalah besi mentah (pig iron) dan besi rongsokan/ besi bekas yang dicampur potongan baja untuk membantu mengontrol kandungan
karbon akhir. Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke
dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang
diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam cawan saat dikeluarkan dari ruang peleburan/
pencairan besi dan baja tersebut.
Konstruksi dari kupola yang umum,
dijelaskan pada gambar Kupola dibuat dari silinder baja yang tegak, dilapisi
oleh bata tahan api. Bahan baku logam dan kokas diisikan dari pintu pengisi.
Udara ditiupkan ke dalam melalui tuyer, kokas terbakar dan bahan logam
mencair.Logam cair dan terak dikeluarkan melalui lubang-lubang keluar pada
dasar kupola.Jadi dalam kupola, logam dipanaskan langsung oleh panas pembakaran
dari kokas dan mencair, oleh karena itu mempunyai efisiensi yang tinggi.
2.2 Cara
Kerja Dapur
Permulaan dari tiupan: Setelah
bahan-bahan dimuatkan sampai mencapai bagian bawah pintu pengisian, logam
dipanaskan mula selama 15 sampai 20 menit tanpa tiupan. Pemanasan mula yang
terlalu lama menyebabkan turunnya tinggi alas kokas, karena alas kokas terus
terbakar.Setelah pemanasan mula, tiupan udara dimulai.Tetesan besi dapat
dilihat melalui lubang pengintip tiga atau empat menit setelah tiupan
dimulai.Biasanya pembukaan pertama dari lubang cerat dilakukan 20 menit setelah
tiupan dimulai.
Logam cair yang pertama mempunyai temperatur rendah dan
mempunyai perubahan komposisi yang besar. Karena itu ia tidak dipakai untuk
coran Untuk mendapat logam cair yang bertemperatur tinggi sejak permulaan,
perlu dipergunakan alas kokas yang tinggi, tiupan udara yang berlebih atau
ditambahkan 1 sampai 2 % kalsium karbid pada muatan kokas yang pertama.
Pencairan dan pengeluaran: Dalam proses-proses pengeluaran
terak dari depan dan, dari muka, pengeluaran besi dilakukan secara kontinyu
tanpa henti. Terak dari dalam kupola mengalir keluar bersama-sama logam cair
tetapi sudah terpisah. Dalam proses pengeluaran terak secara terputus-putus,
lubang cerat dibuka setelah waktu tertentu, yaitu apabila jumlah tertentu dari besi
cair dan terak telah terkumpul dalam tanur.
Kokas, batu gamping dan logam harus dimasukkan pada
waktu-waktu tertentu untuk mengisi kupola sampai bagian bawah dari pintu
pengisian. Selama proses pen¬cairan perlu dilakukan pengecekan pada laju
pencairan, temperatur besi cair, tekanan angin dan lain-lainnya. Jadi, keadaan
tanur, yaitu temperatur, tekanan, tinggi alas kokas dan sebagainya harus
diusahakan stabil. Walaupun kupola beroperasi pada angka perbandingan yang
cocok antara besi dan kokas, namun dalam pemakaian yang lama akan terjadi
penurunan tinggi alas kokas disebabkan erosi pada lapisan dalam tanur di daerah
cair. Oleh karena itu agar tinggi alas kokas tetap, maka perlu diisikan kokas
tambahan kira-kira satu muatan untuk tiap-tiap satu jam atau satu setengah jam.
Akhir dari waktu operasi: Menjelang akhir operasi, tekanan
udara turun disebabkan penurunan tinggi alas kokas. Oleh karena itu katup udara
perlu diturunkan, agar volume angin tetap. Kalau operasi dilanjutkan sampai
logam dalam tanur semuanya mencair, hal ini dapat menyebabkan: melekatnya besi
pada lapisan dalam tanur karena percikan besi cair, erosi dari bata tahan api,
oksidasi dari besi dan lain sebagainya. Oleh karena itu tiupan udara dihentikan
sementara dua atau tiga muatan masih berada di alas alas kokas.
Serempak dengan penghentian tiupan udara; lubang intip tuyer dibuka, besi dari terak dikeluarkan dari lubang cerat dan lubang terak.Kemudian pintu dasar kupola dibuka dan isinya dijatuhkan/dikeluarkan di atas landasan pasir yang sudah ditaburkan di bawah kupola.
Serempak dengan penghentian tiupan udara; lubang intip tuyer dibuka, besi dari terak dikeluarkan dari lubang cerat dan lubang terak.Kemudian pintu dasar kupola dibuka dan isinya dijatuhkan/dikeluarkan di atas landasan pasir yang sudah ditaburkan di bawah kupola.
Apabila isi yang tersisa tidak jatuh/keluar dengan
sendirinya, maka proses ini harus dibantu dengan cara menusuk lapisan pasir
dasar dengan mempergunakan batang baja. Kesukaran ini biasanya disebabkan
karena tanah lempung yang berlebihan pada pasir dasar, oleh karena itu perlu
pengaturan komposisi dari pasir dasar tersebut.
2.3 Bahan Baku dan Tambahan
Bahan baku:
a. Besi kasar (20 % - 30 %)
b. Skrap baja (30 % - 40 %)
c. Kokas
d. Besi kasar kelabu (Kishy Pig Iron)
:Nama besi kasar ini didapat berdasarkan warna bidang patahnya, yang berwarna
kelabu muda sampai tua hampir hitam. Besi kasar kelabu lebih halus dan lebih
liat dibandingkan dengan besi kasar putih. Titik cairnya ± 1.300 oC dan massa
jenisnya 7 – 7,2 kg/dm3.
Bahan tambahan:
a. 10 SAMPAI 20 % UNTUK SI
b. 15 SAMPAI 30 % UNTUK MN
c. BATU KAPUR
2.4 Macam Hasil Produk
a. Besi Cor
Kelabu
b. Besi Cor
Nodular
2.5 Penggunaan Produk dalam Dunia Teknik